Seperti yang telah kita ketahui, Mazmur merupakan kumpulan nyanyian dan puji-pujian kepada Allah. Di Pasal 42 ini bercerita tentang kerinduan kepada Allah. Pasal ini merupakan bagian II kitab Mazmur yang merupakan Mazmur Bani Korah tentang pemusik dan penyanyi liturgi.
Apa yang akan kita lakukan ketika haus? Pastinya akan segera mencaqri minum dan meminumnya, bukan? Begitu pun rusa. Rusa adalah binatang yang tidak bisa menahan rasa hausnya jika mereka kehausan. Bahkan mereka bisa saja melompati pagar pembatas kandangnya untuk mencari sumber air.
Kita, manusia, diibaratkan seperti rusa. Ketika kita haus akan Allah; firmanNya dan pengajaranNya, saat itulah kita pergi untuk mencari Allah dan bertemu denganNya. Jiwa kita senantiasa haus kepada Allah yang hidup walaupun dalam hidup ini kita tidak bisa bertemu dan melihat Allah kecuali melalui karyaNya. Oleh karena itu, janganlah gundah dan kalah dari dunia ini. Berharaplah kepada Allah dan serahkan kehausan kita kepadaNya. Bawalah rasa syukur kita kepadaNya karena Dialah penolong kita dan satu-satunya yang dapat memuaskan rasa haus kita.
Kaulah Tuhan hasrt hatiku, ku rindu menyembahMu
Lirik diatas menunjukkan kerinduan yang mendalam si penulis kepada Tuhan seperti halnya rusa yang haus dan yang merindukan air di sungai. Haus dan rindu disini bermakan kiasan. Mungkin hal ini berhubungan dengan masa lalu kita. Kenapa kita bsa rindu dengan Tuhan? Mungkin karena selama ini kita selalu menjauhkan diri dari Tuhan sehingga kita merasa rindu untuk kembali bersama-sama dengan Tuhan. Seringkali kita lupa dan menjauh dar Tuhan. Selebihnya menganggap bahwa sesuau di dunia ini lebih penting dibandingkan Tuhan seperti pengalaman Martyn Nystrom yang pernah lebih memilih untuk mengejar seorang wanita dibanding mengejar Tuhan. Padahal hanya Tuhanlah hasrat dan kepuasaan kita, Dialah penolong kita (Mazmur 42:6). Disaat kita sadar bahwa Tuhanlah penolong dan hasrat hati kita, sepatutnyalah kita menyembah Dia yang hidup dan bersyukur buat semua yang telah Dia berikan. Baris ini dinyanyikan dengan nada mengalun, mengalir seperti layaknya seseorang yang menginginkan sesuatu karena sudah merindukannya.
Kaulah kekuatan dan
perisaiku
KepadaMu rohku
berserah
Seperti dalam Mazmur 42:6, Tuhan
adalah penolong kita. Dia yang telah menjadi kuat dalam diri kita. Dia juga
yang menjadi perisai kita, senjata untuk melindungi kita. Bahwa Tuhan adalah
pelindung kita, apakah yang kita khawatirkan? Dunia ini sudah pasti dapat
dikalahkan dengan kuasaNya.
Lalu apa yang harus
kita lakukan?
Apa respon kita?
Seharusnya kita meresponi hal
tersebut dengan percaya kepadaNya. Percaya bahwa Tuhan yang akan cabut setiap
setiap kekhawatiran kita. Semuanya kita serahkan kepadaNya, biarkan Tuhan yang
mengerjakan bagianNya dalam hidup kita yaitu dengan menjadi kekuatan dan
perisai kita. Itulah saat kita berserah kepadanya.
Lirik ini dinyanyikan dengan semangat dan dinamika semakin keras (crescendo). Disinilah puncak dari
lagu ini yaitu Tuhan sebagai kuat dan perisai kita. Demikian Tuhan begitu
besar, sehingga patutlah kita menunjukkan kekuatan dan kebesaran Tuhan melalui
suara kita dalam pujian ini. Nyanyikan dengan semangat agar kekuatan Tuhan
benar-benar terdengar!
Namun,
pada lirik “ KepadaMu rohku berserah” dinamika kembali melembut (decrescendo), menurunkan sedikit
volume suara, bernyanyi dengan menunjukkan kalau kita benar-benar berserah
kepada Allah layaknya seorang hamba yang lemah dan bergantung kepada Allahnya.
Kaulah Tuhan hasrat
hatiku
Kurindu menyembahMu
Lirik ini diulang lagi di akhir lagu, menunjukkan bahwa
penulis benar-benar rindu kepada Tuhan dan penulis sadar bahwa Tuhanlah hasrat
hatinya yang sebenarnya, gak ada yang lain. Dari lirik bahasa Inggrisnya
disebutkan “You alone are my
heart’s desire..” Ada
kata alone disitu yang artinya memang
hanya Tuhan sendirilah yang menjadi hasrat hati kita, kekuatan dan perisai
hidup kita. Sebab itu sembahlah Dia yang maha penolong. Cara menyanyikannya sam
seperti lirik yang sebelumnya dengan hati yang benar-benar rindu untuk
menyembah Tuhan dan menyatakan kuasaNya dalam hidup kita.
Aplikasi
Terkadang masih suka mementingkan kepentingan lain
dibandingkan hubungan pribadi dengan Tuhan. Masih merasa kalau hal-hal lain
terkadang lebih menyenangkan dan memuaskan padahal hanya Tuhan saja yang bisa
memuaskan hasrat kita. Dia udah menjadi kekuatan dan perisai terbesar dalam
hidup kita. Harusnya kita menjadi Tuhan
sebagai prioritas No.1 di hidup kita.
Dialah satu-satunya
penolong yang patut kita sembah..
Comment dari Agnes
(pengurus): Terimakasih Dee buat pemahaman lagunya, menurutku sudah sangat
lengkap he he he. God bless you ^^
*Tambahan:
- Tempo lagu ini 70
bpm (Adagio) : tidak cepat, tidak lambat, dengan interpretasi adanya keraguan, kecemasan dan kekhawatiran
yang digambarkan penulis saat menulis
pujian ini.
- Birama 4/4 berarti tegas; walaupun dia sedang
cemas, namun disisi lain “jiwa”nya mengetahui dengan pasti siapa yang dia butuhkan,
yaitu Tuhan!
Semangat melayani! :)